Selasa, 20 Oktober 2009

Syarat Penyusunan Paragraf

Oleh Masnur Muslich

Paragraf yang baik menuntut adanya prisip-prinsip (1) kesatuan, (2) kepaduan, dan (3) pengembangan. Kesatuan menunjukkan pengertian bahwa kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf mendukung satu tema/pikiran. Kepaduan mengacu kepada hubungan yang harmonis antarkalimat dalam paragraf, sedangkan pengembangan mengacu kepada teknik penyusunan gagasan-gagasan dalam paragraf.

a. Kesatuan
Pembicaraan tentang kesatuan dalam paragraf menyangkut pembicaraan tentang gagasan utama dan gagasan tambahan. Keduanya menampak pada kalimat utama dan kalimat penjelas. Posisi kalimat utama dan dan kalimat penjelas tidak selalu tetap. Kalimat utama dapat mengambil posisi di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf sekaligus, atau di seluruh kalimat dalam paragraf.

1)Paragraf Deduktif
Contoh:
Sebagai telah penulis katakan di depan, sebuah karangan argumentasi dikembangkan dalam dua kemungkinan cara, yakni cara induktif dan cara deduktif. Dalam cara induktif, pengarang memulai dari suatu kenyataan ke kenyataan lainnya dan mengakhirnya dengan suatu generalisasi. Sebaliknya, cara deduktif akan bermula dengan satu generalisasi, yaitu satu anggapan umum, lalu mencari bukti-bukti dan kenyataan-kenyataan untuk membenarkannya. Dalam penulisan dua cara ini harus dilakukan dengan seimbang dan saling mengisi.

2) Paragraf Induktif
Contoh:
Agar komunikasi terjadi dengan baik, kedua belah pihak memerlukan bahasa yang bisa dipakai dan dipahami bersama. Wujud bahasa yang utama adalah bunyi. Bunyi-bunyi itu dapat disebut bunyi bahasa jika dihasilkan oleh alat bicara manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bunyi bahasa itu sebagai alat pelaksana bahasa

3) Paragraf Repetitif
Contoh:
Fonemisasi merupakan prosedur atau cara menemukan fonem-fonem yang ada dalam suatu bahasa. Karena bunyi bahasa banyak sekali jumlahnya, fonemisasi tidak berusaha untuk mencatat semua bunyi yang ditemukan. Tentunya, fonemisasi merupakan prosedur menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan arti.

4) Paragraf Deskriptif
Contoh:
Pintu cendela dan rumah tetap tertutup. Cahaya lampu tiada tampak. Kesempatan beristirahat setelah sesiang tadi bekerja keras di sawah, dipergunakan sebaik-baiknya oleh penghuninya

b. Kepaduan
Kepaduan sebuah paragraf dapat didukung oleh beberapa cara: (1) pengulangan kata-kata kunci, (2) pemakaian kata ganti tertentu, dan (3) pemakaian kata-kata transisi.

1) Pemakaian Kata Kunci
Contoh:
Karena bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara kita itu banyak ragamnya, bunyi-bunyi itu dikelompokkan ke dalam unit-unit yang disebut fonem. Fonem inilah yang dijadikan objek penelitian fonemik. Jadi, tidak seluruh bahasa yang bisa dihasilkan oleh alat bicara dipelajari oleh fonemik. Bunyi-bunyi bahasa yang fungsionallah yang menjadi bagian fonemik

2) Pemakainan Kata Ganti Tertentu
Contoh:
Dialog utara selatan tidak dapat dipisahkan dari krisis ekonomi dunia dan juga tidak dapat ditunda untuk memberikan perhatian kepadanya sampai krisis tersebut dipecahkan dan penyembuhan sudah berjalan. Di dalam lampiran, kami membuat usulan untuk menyuntikkan tujuan baru di dalam dialog itu. Inilah suatu urgenisasi yang baru diperoleh. Situasi menyedihkan akan dihadapi negara-negara dan interpedensi yang dramatik antara Utara dan Selatan di dalam bidang-bidang seperti perdagangan dan keuangan membuatnya menjadi jelas. Akan tetapi, resensi ekonomi global dan kemacetan dialog Utara-Selatan saling memperkuat satu sama lain, dan dialog menjadi mati dan tidak produktif. Bagaimana lingkaran setan ini bisa dipecahkan?

3) Pemakaian Kata-Kata Transisi
Agar perpindahan dari kalimat satu ke kalimat berikutnya mengalir dengan baik, tidak jarang digunakan kata sambung atau konjungsi. Secara umum kata sambung dibedakan ke dalam beberapa kategori:(1) kata sambung intrakalimat, (2) kata sambung antarkalimat, (3) kata sambung antarparagraf.

Yang termasuk kata sambung jenis ini adalah dan, atau, yang, tetapi, sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai, jika, kalau, asal(kan), bila, manakala, andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya, agar, supaya, biar, biarpun, meski(pun), sekalipun, walau(pun), sungguhpun, kendati(pun), seolah-olah, seakan-akan, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, sebab, oleh karena, (se)hingga, sampai, maka, bahwa, dengan, baik ... maupun ..., demikian ... sehingga, apakah ... atau ...., entah ..., jangankan ..., .... pun ....

Kata sambung antarkalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. Karena kata sambung ini selalu mengawali kalimat, penulisannya selalu diawali dengan huruf kapital. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun, begitu, sungguhpun demikian, meskipun begitu, meskipun demikian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhpun, malah (an), bahkan, akan tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, dan sebelum itu.

Kata sambung antarparagraf menghubungkan satu paragraf dengan paragraf yang lain. Kata sambung ini mengawali sebuah paragraf. Hubungan dengan paragraf sebelumnya berdasarkan makna yan terkandung dalam paragraf sebelumnya. Yang termasuk kata sambung jenis ini adalah dalam hubungan ini, dalam pada itu, berbeda dengan itu, adapun,sebagai perbandingan, dan sebagainya.

Contoh:
Dalam hubungan ini, jelaslah bahwa perencanaan sangat erat hubungannya dengan filsafat yang dianut oleh suatu negara, terutama perencanaan di bidang sosial. Hal ini berlaku pula untuk perencanaan komunikasi. Usaha utama dalam perencanaan komunikasi adalah mengelola proses penyesuaian diri dan berusaha memenuhi kebutuhan (komunikasi) dari sebanyak mungkin pihak, yang seringkali bertentangan dalam sistem dan dalam bidang kepentingannya. Sebagai akibatnya kontrol dan pengorganisasiannya akan meningkat. Hal ini akan memudahkan peramalan tingkah laku sosial, tetapi merupakan bahaya untuk kebebasan mengeluarkan pendapat. Dengan demikian, perencanaan dalam bidang komunikasi perlu diadakan secara terbatas pula.

c. Pengembangan Paragraf

a. Urutan Waktu
Contoh:
Pada suatu ketika Dewa Matahari terhina oleh perbuatan salah satu saudaranya, lalu mengasingkan diri ke sebuah gua membiarkan bumi dalam keadaan gelap gulita. Dewa itu mengirim cucunya, Niningi-No-Mikoto, untuk menjalankan pemerintahan di bumi, mendarat di pulau. Ia membawa serta permata, sebilah pedang dan sebuah cermin dari neneknya. Niningi-No-Mikoto mempunyai cucu dan itulah Jimu Tenno, Kaisar pertama yang memerintah Jepang

b. Urutan Ruang

Contoh:
Bulan bertengger di atas rumah ini. Sinarnya yang lembut menyentuh dedaunan memahatkan bayang-bayang semacam ukiran di tanah yang dingin. Penghuni rumah itu telah lelap. Begitu pula keadaan di rumah itu. Semua pintu dan jendela terkunci rapat, serapat mata penghuni yang terkatup karena nyenyaknya. Di luar pepohonan mandi cahaya, bunga kaca piring lebih putih kelihatannya, sedang daun-daun Beringin Jepang yang keperak-perakkan bergerak pelan. Rumah itu manis sekali kelihatannya, semanis Sinta Sasanti serta adik-adiknya, anak-anak keluarga Rosena

c. Contoh-Contoh
Contoh:
Fonem vokal tunggal /i/, yang tergolong vokal depan, tinggi, dan terentang, memiliki distribusi lengkap. Dikatakan demikian karena fonem ini dapat berada pada posisi awal kata (inisial), tengah kata (medial), dan akhir kata (final). Pada inisial fonem /i/ terdapat pada ibu, insan, dan ikan, misalnya. Contoh pada medial adalah sibuk, bisa, dan kilah, sedangkan pada posisi final dapat diambil contoh-contoh sapi, kami, dan mati

d. Perbandingan
Contoh:
Dalam tatabahasa tradisional dikenal bentuk kalimat aktif dan pasif. Pada kalimat aktif, subjek kalimat melakukan suatu tindakan/aktivitas. Sebaliknya, pada kalimat pasif, subjek kalimatnya dikenai/menderita sesuatu. Predikat pada kalimat aktif pada umumnya berawalan me- atau ber-, sedangkan pada kalimat pasif berawalan di- atau ter-
e. Analogi
Contoh:
Anak adalah bunga hidup. Anak adalah keharum-haruman rumah tangga. Anak adalah pelerai demam. Kepada anak bergantung pengharapan keluarga di kemudian hari. Dialah ujung cita-cita dalam segenap kepayahan. Misalnya terjadi perselisihan dalam rumah, namun perselisihan itu bisa didamaikan apabila suami istri sama-sama melihat anaknya yang masih suci itu, yang tidak boleh turut menjadi korban karena pertengkaran dan perselisihan ayah bundanya. Sebab itu, Nabi SAW sangat besar pengasihnya kepada anak-anak. Sampai punggungnya diperkuda-kuda oleh anak-anak sedang ia sembayang. Sampai anak-anak dipangkunya sedang ia mengerjakan ibadah itu. Apabila hendak sujud diletakkannya itu di sampingnya dan bila ia hendak tegak dipungutnya balik

f. Hubungan Sebab Akibat
Contoh:
Krisis Meksiko pada musim panas tahun1982 cukup memberikan bukti besar tentang fakta adanya saling ketergantungan. Kesulitan yang duhadapi ekonomi Meksiko menampilkan ancaman yang sungguh-sungguh pada bank-bank komersial dan kepada investor swasta. Konsekuensi politik dan ekonomi terutama bagi Amerika Serikat bisa mengerikan. Pada akhir tahun 1981 bank-bank Amerika mengambil bagian pinjaman terbesar di dalam bank ke Meksiko $21 milyar dari jumlah keseluruhan sebanyak $57 milyar yang menjadi hutang Meksiko kepada bank-bank asing. Konsekuensi potensial, tunggakan dari Meksiko atau kegagalan sebuah bank besar Amerika Serikat, benar-benar mengganggu untuk direnungkan. Pemotongan impor di Meksiko memukul ekspor dari Amerika Serikat dan banyak negara industri yang lain. Kegagalan ekonomi di Meksiko bisa menyebabkan tekanan besar-besaran arus migrasi di Texas dan California. Tidaklah mengherankan, Amerika Serikat memainkan peranan yang besar dalam memelopori aksi segera yang diambil oleh Bank for Intenational Settlements, International Monetary Fund dan bank-bank sentral negara-negara barat yang besar, dan mengambil langkah-langkah tambahannya sendiri, termasuk membelikan minyak Meksiko dengan sistem ijon secara besar-besaran buat cadangan strategis Amerika Serikat

g. Proses
Contoh:
Jika kita pakai simbol S untuk subjek, P untuk predikat, dan O untuk objek, maka kaidah umum untuk membuat kalimat pasif dari kalimat aktif adalah sebagai berikut.
1. Pertahankan urutan S P O, tetapi tukarkanlah pengisi S dan O.
2. Gantilah prefiks meng- dengan di- pada P.
3. Tambahkanlah kata oleh di muka O, terutama jika O terpisahkan oleh kata lain dari P

h. Umum Khusus
Contoh:
Pertunjukkan teater yang mengasyikkan adalah pertunjukkan yang memiliki ciri komunikatif antara pekerja teater dengan penontonnya. Keakraban tersebut terjalin pada komunikasi rohani, yang menimbulkan harmoni antara pelaku dan penontonnya. Pertunjukkan semacam ini sering terjadi di lingkungan teater traditional, yang selalu sejalan dengan perkembangan masyrakatnya. Para penonton pun tidak terikat tempat dan waktu. Di dalam pementasan teater tradisional, adegan-adegan yang lucu dapat diulang-ulang oleh pelakunya sehingga penonton merasa puas (terhibur). Demikian pula pengulangan adegan tari ataupun nyanyian yang digemari oleh publiknya. Isi ceritanya dapat berangkat dari kehidupan sehari-hari, dari legenda, cerita rakyat, roman sejarah, atau cerita asing yang diadaptasikan dengan masyarakatnya. Dialog-dialog dalam teater rakyat bersifat spontan didialogkan oleh para pelakunya

i. Definisi Luas
Contoh:
Masalah bahasa di Indonesia adalah masalah nasional yang memerlukan pengorbanan yang berencana, terarah, dan teliti. Masalah bahasa ini adalah keseluruhan masalah yang ditimbulkan oleh kenyatan bahwa jumlah bahasa yang terdapat dan dipakai di Indonesia besar, bahwa bahasa-bahasa ini merupakan bagian daripada dan didukung oleh kebudayaan yang hidup, dan bahwa bahasa-bahasa ini memainkan peranan yang berbeda di dalam hubungan dengan kepentingan nasional. Di samping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi pemerintah, terdapat bahasa-bahasa daerah yang jumlahnya belum diketahui dengan pasti dan bahasa-bahasa asing yang dipakai sebagai bahasa perhubungan intenasional.
Sebagai masalah nasional, keseluruhan masalah bahasa di Indonesia merupakan satu jaringan masalah yang dijalin oleh (1) masalah bahasa nasional, (2) masalah bahasa daerah, dan (3) masalah bahasa asing. Di dalam jaringan ini sebagai akibat pemakaian bahasa-bahasa ini di dalam masyarakat yang sama, yaitu masyarakat Indonesia, masalah bahasa nasional, masalah bahasa-bahasa daerah, dan masalah bahasa asing itu memiliki hubungan timbal balik. Pengolahan bahasa nasional tidak dapat dipisahkan dari pengolongan bahasa-bahasa daerah, demikian pula sebaliknya. Penggolongan masalah bahasa nasional dan bahasa-bahasa daerah tidak pula dapat dilepaskan dari masalah pemakaian dan pemanfaatan bahasa-bahasa asing tertentu di Indonesia. Oleh karena itu, pengolahan keseluruhan masalah bahasa ini memerlukan adanya satu kebijaksanaan nasional yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga pengolahan masalah itu benar-benar berencana, terarah, dan teliti. Kebijaksanaan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pengolahan keseluruhan masalah bahasa itu disebut politik bahasa nasional

Kalimat yang Efektif

oleh Masnur Muslich

Kalimat yang efektif memiliki kemampuan atau tenaga untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran, pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan pembicara atau penulis. Di samping itu, kalimat yang efektif selalu tetap berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau penonjolan dalam pikiran pembaca atau pendengar.

Kesatuan Gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan gagasan, mengandung satu ide pokok. Kesatuan gagasan diwakili oleh Subjek, predikat dan objek. Kesatuan yang diwakili oleh subjek, predikat dan objek itu dapat berbentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan yang mengandung pertentangan.

Contoh yang jelas kesatuan gagasannya

1. Kesatuan Tunggal
• Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari hari, betapa emosi itu sering kali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak kehidupan kita.
• Pimpinan perguruan tinggi sadar bahwa pelayanan kurikuler ini akan berhasil baik bila penyempurnaan sistem perkuliahan dan tenaga pengajar disertai dengan penyempurnaan perpustakaan, laboratorium, peralatan, gedung, dan administrasi

2. Kesatuan Gabungan
• Tugas pengolah data memerlukan keahlian tersendiri terutama dalam merakit data dan mempunyai pandangan yang luas terhadap datanya.

3. Kesatuan Pilihan
• Penelitian dapat dilakukan secara kelompok atau sendirian dengan berbagai pertimbangan dan keperluan.

4. Kesatuan yang Mengandung Pertentangan
• Dalam penelitian secara teknis, personal kelompok penerima data adalah petugas di belakang meja tetapi dalam praktik kadang-kadang dijumpai sebagai pengolah data.

Kesatuan gagasan biasanya menjadi tidak jelas karena kedudukan subjek atau predikat tidak jelas. Terutama karena salah menggunakan kata-kata depan. Kesalah lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis atau pembicara sendiri tidak tahu apa sebenarnya yang ingin di tulis atau dikatakan.

Contoh yang tidak jelas kesatuan gagasannya
1. Di daerah-daerah sudah mempunyai lembaga bahasa
2. Kebutuhan akan makan oleh manusia tidak dapat menunggu sampai hari esok
3. Terhadap orang yang lebih tinggi umurnya dan atau kedudukannya berbeda caranya

Koherensi Yang Baik dan Kompak
Yang dimaksud dengan koherensi atau perpaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur kata yang membentuk kalimat itu. Kesalahan yang sering kali merusak koherensi adalah menempatkan kata depan atau kata penghubung yang tidak sesuai pada tempatnya.

a. Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Contoh ( + ):
- Ketua STIKIM tidak mengizinkan mahasiswanya mengikuti ujian di kampus kemarin Sabtu, karena belum melunasi SPP.
Contoh ( - ):
- Mahasiswa kemarin Sabtu di kampus Ketua STIKIM tidak mengizinkan mengikuti ujian karena belum melunasi SPP.

b. Koherensi rusak karena salah menggunakan kata kata depan, kata penghubung, dan sebagainya
Contoh :
1. Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan bahasa menentukan bagi pola kepribadian yang sedang berkembang (tanpa bagi)
2. sejak lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada kekejaman alam, atau kepada pihak lain karena merasa dirinya lebih kuat (tanpa kepada)

Pola kesalahan semacam ini sering kali terjadi, terutama bila menghadapi bentuk-bentuk kalimat yang mirip.
Contoh
a. Benar: membahayakan negara, berbahaya bagi Negara
Salah: membahayakan bagi negara
b. Benar: membicarakan suatu masalah, berbicara tentang suatu masalah
Salah: membicarakan tentang suatu
c. Benar: mengharapkan belas kasihan, berharap akan belas kasihan
Salah: mengharapkan akan belas kasihan
d. Benar: menceritakan peristiwa itu, bercerita tentang peristiwa itu
Salah: menceriterakan tentang peristiwa itu
e. Benar: saling membantu, bantu-membantu
Salah: saling bantu-membantu

c. Kesalahan karena pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakikatnya mengandung kontradiksi
contoh:
1. Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah (atau banyak peninjau atau para peninjau; makna banyak dan para tidak tumpang tindih).
2. Sering kita membuat suatu kesalahan-kesalahan yang tidak kita sadari (suatu kesalahan atau kesalahan-kesalahan)

Penekanan
Inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama) haruslah dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan.

a. Mengubah-ubah posisi dalam kalimat
Sebagai prinsip dapat dikatakan bahwa semua kata yang ditempatkan pada awal kalimat adalah kata yang dipentingkan, untuk mencapai efek yang diinginkan sebuah kalimat dapat dirubah-rubah strukturnya dengan menempatkan sebuah kata yang dipentingkan pada awal kalimat.
Contoh:
- Kami berharap pada kesempatan lain kita dapat membicarakan lagi soal ini
Kalimat di atas menunjukkan bahwa kata yang dipentingkan adalah kami (berharap), di samping kami kita dapat memberi penekanan pada kata-kata lainnya: harap, pada kesempatan lain, kita, soal ini. Kata-kata tersebut dapat ditempatkan pada awal kalimat, dengan konsekuensi kalimat di atas bisa mengalami perubahan strukturnya asal isinya tidak berubah.
Contoh:
- Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
- Pada Kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini
- Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain, demikian harapan kami
- Soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain, demikian harapan kami

b. Menggunakan repetisi
Repetisi adalah pengulangan sebuah kata yang dianggap penting dalam sebuah kalimat.
Contoh:
(-) Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan setiap pejuang
(+) Demikianlah harapan kita dan harapan setiap pejuang

c. Pertentangan
Pertentangan dapat pula dipergunakan untuk menekan suatu gagasan. Kita bisa saja mengatakan secara langsung hal-hal berikut dengan konsekuensi bahwa tidak terdapat penekanan.
- Anak itu rajin dan jujur. Ia menghendaki perbaikan yang menyeluruh di perusahaan itu
Agar kata rajin dan jujur serta menghendaki perbaikan yang menyeluruh dapat lebih ditonjolkan, maka kedua gagasan itu ditempatkan dalam suatu posisi pertentangan, misalnya:
- Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur. Ia tidak menghendaki perbaikan yang bersifat tambal sulam tetapi perbaikan yang menyeluruh di perusahaan itu

d. Partikel Penekan
Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa partikel yang berfungsi untuk menonjolkan sebuah kata atau ide dalam sebuah kalimat. Partikel-partikel (imbuhan) yang dimaksud adalah: lah, pun, kah.
Contoh:
- Saudaralah yang harus bertanggungjawab dalam soal itu
- Kami pun turut dalam kegiatan itu
- Bapaklah yang harus lebih dahulu memberi contoh

Latihan

I. Tentukanlah jenis kesatuannya?
1. Kemajuan manusia dalam segala bidang dibatasi oleh pengetahuan yang diperoleh dan digunakan secara efektif oleh masyarakat
2. Ada juga yang berpendidikan SMP dan SMA, tetapi sedikit sekali yang memperoleh pendidikan kejuruan
3. Sudah dirintis pencocokan waktu dan program, tetapi penjadwalan waktu amat sukar diatur
4. Bencana yang menimpa wilayah itu harus segera diatasi, atau kita membiarkan penduduknya musnah total dari muka bumi ini
5. Saya pikir masalah yang terpenting dalam penataan ini bukanlah soal kebutuhan masyarakat, melainkan alokasi dan tenaga

II. Perhatikanlah kalimat-kalimat di bawah ini, dengan saksama, kemudian tunjukkan di mana letak kesalahan atau kekurangannya, lalu perbaiki.
1. Di negara-negara itu bahaya–bahayanya penyakit tersebut masih dikhawatirkan akan selalu mengancam setiap waktu
2. Tak lupa saya ucapkan banyak-banyak terima kasih atas perhatian bapak yang mana telah sudi membimbing kami dan memberikan kritik-kritik, bila ada kesalahan-kesalahan/kekurangan-kekurangan dalam karya saya ini, mohon dimaafkan
3. Di dalam keluarga di mana dua orang manusia, dengan kuasa yang diterima dari Allah sendiri, mampu menciptakan seorang manusia baru
4. Kegunaan dengan adanya gedung sekolah dalam menjalankan pendidikan, tentu saja di sini meliputi kegunaan dari sekolah-sekolah yang rendah tingkatannya sampai kepada sekolah tinggi
5. Selain udara, matahari juga berguna bagi pembentukan Vitamin D dan pembentukan pada tulang
6. Demi untuk kepentingan saudara sendiri, saudara dilarang merokok
7. Buku itu saya sudah baca hingga tamat

Jawab
I. 1. Tunggal
2. Tentangan
3. Tentangan
4. Pilihan
5. Tentangan

II.
1. Di Negara itu, penyakit-penyakit berbahaya masih dikhawatirkan akan selalu mengancam setiap waktu
2. saya mengucapkan terima kasih banyak atas perhatian, bimbingan juga kritikan yang diberikan dan saya mohon maaf bila ada kesalahan dalam karya saya ini
3. Dengan kuasa Allah, di dalam keluarga, dua orang manusia, mampu menciptakan seorang manusia baru
4. Kegunaan gedung sekolah dalam menjalankan pendidikan yang meliputi sekolah yang rendah tingkatannya sampai pada sekolah tinggi
5. Selain udara, matahari juga berguna bagi pembentukan vitamin d dan tulang
6. Demi kepentingan saudara sendiri, saudara dilarang merokok
Atau Untuk kepentingan saudara sendiri, saudara dilarang merokok
7. Buku itu sudah saya baca hingga tamat
- sudah saya baca buku itu hingga tamat
- saya sudah membaca buku itu hingga tamat

Jumat, 02 Oktober 2009

Target Pekuliahan Menulis Buku Ilmiah Tahun Ajaran 2009/2010

Pada tahun ajaran 2009/2010 ini target perkuliahan Menulis Buku Ilmiah adalah mahasiswa menghasilkan buku bacaan sesuai dengan minat/konsentrasinya. Minat/konsentrasi yang dimaksudkan adalah: kesastraan, kebahasaan, sosiolinguistik, keterampilan bahasa, dan sebagainya.

Strategi penulisannya dilakukan secara kolaboratif sehingga setiap tahapan penulisan dikontrol oleh kolaboratornya. Kontrol kolaborator diarahkan pada semua hal. Mulai dari keakuratan materi, strategi penyajian, sampai dengan kebenaran ejaannya. Dengan cara demikian, penulis akan sadar betul apa yang ditulisnya.

Tentu saja semua langkah penulisan dan hasil "transaksi" dengan kolaborator di bawah pengawasan pembina MK.

Ayo, bersemangat! Keberhasilan Anda merupakan saham kesuksesan masa depan Anda.